Sabtu, 07 April 2012

Film Indonesia

Sudah lama sekali Saya tidak membeli Film Indonesia. Saya tak usah memberitahu berapa lamanya. Cukup ada kata lama dan tentulah gak sehari atau dua hari tapi berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Alasannya simpel saja. Karena rata-rata Film Indonesia sekarang kurang bermutu. Setiap kali datang ke Toko Film, Penjualnya selalu bertanya kepada Saya, "Mas ada Film Indonesia baru nih," Saya hanya menjawab, "Ah gak. Saya sudah bisa menebak apa isi ceritanya," Mengapa Saya menjawab demikian ? Karena menurut Saya, Film Indonesia bisa di tebak oleh sampul/covernya. Kalau covernya itu Cowok dan Cewek berpelukan dengan berlatar belakang Pantai (Badai Pasti Berlalu) Saya berpikir itu cerita romantis. Dan patut Saya beli.

Shinta Bachir, Pemain Film Pulau Hantu 3

Kalau covernya ada Tora Sudiro, Vincent atau Ira Wibowo. Saya juga membelinya, karena pastilah itu film Komedi (Benci Disko). Tapi kalau sudah covernya horor dan di situ ada gambar Wanita berbikini (Pulau Hantu 1-3) Saya berpikir pasti itu Misteri 10 Menit sisanya ya gitu deh. Penilaian Saya ternyata gak pernah meleset. Selagi ada uang buat beli Film seperti itu ya kenapa tidak di beli ? Hahaha.... Pertama kali Saya beli Film Pulau Hantu I, Saya berfikir itu pure Misteri. Tapi ternyata gak sama sekali pure Misteri. Sampai ketiga pun tetep sama, gak pure Misteri. Tapi Saya tetap mengappreciate para Pembuat Film tersebut. Mulai cerita, Sutradara, Produser sampai Pemain. Walau gak tau maksud dan tujuan pembuatan Film itu.

Suzanna, Pemain Film Ratu Sakti Nyi Calon Arang

Karena jujur saja, Filmnya yang berscene Misteri atau Horor dan gak terlalu seram itu cuma beberapa dan sisanya lebih ke "bumbu spesial". Itu alasan mengapa Saya selalu memfilter apa yang akan Saya tonton di Bioskop khusus Film Indonesia. Kalau gak gitu, sayang uangnya. Beda dengan Film Horor luar Negeri yang walau ada unsur kesexyan dan Film luar memang selalu identik dengan kesexyan tapi horornya dapet banget. Mau bukti ? Tonton aja Film kayak Kill Katie Malone atau The Gravedancers. Ada unsur sexynya di situ. Cuma horornya juga ada malah porsinya banyak dan cukup buat Saya pribadi tahan nafas tiap Hantunya muncul. Gak beda jauh sih Horor Indonesia dulu dan sekarang. Tapi menurut Saya Horor jaman dulu lebih berkualitas. Saya suka Film Horor yang di bintangi mendiang Suzzana. Kalau Beliau main Film Horor. Luar biasa penjiwaannya. Mulai dari jadi Nyi Roro Kidul, Nyi Blorong, Kuntilanak, Sundel Bolong sampai jadi Leak. Beliau bisa.

Mira Lesmana, Produser

Tapi sekali lagi, Saya mengappreciate apa yang Sineas-Sineas Indonesia lakukan. Mungkin sah-sah saja kalau Kita membuat Film sesuatu karena habis melihat Film luar Negeri. Seperti misalnya kalau Saya jadi Produser, Saya habis nonton Iron Lady. Saya akan buat Film tentang Soekarno mungkin atau Soeharto atau Megawati. Kenapa Masyarakat Indonesia kurang begitu menyukai Film Sejarah sekelas Majapahit atau Mataram ? Karena menurut Saya di dasari oleh Film Majapahit dan Mataram yang telah tayang di salah satu stasiun Televisi Indonesia yang memakai efek-efek monster gak jelas. Dan tabu menurut Saya. Dan ternyata Film Indonesia dengan efek-efek Monster seperti itu masih ada di Indonesia sampai sekarang. Dan ada yang menikmati ada pula yang tidak.

The Gravedancers, Film Horor Menakutkan

Saya pengen banget Produser seperti Mira Lesmana atau siapa aja buat Film mengenai kehidupan Presiden Indonesia. Macamnya Air Force One yang di bintangin Harrison Ford mungkin. Atau buat Film mengenai Bangsa ini. Kalau perang-perangankan sudah ada kayak Garuda, Merah Putih. Coba buat Film tentang Kisah Cinta Presiden Soekarno atau Presiden Soeharto. Percintaan Merekakan luar biasa beratnya.

Harrison Ford, Pemeran Presiden Amerika di Film Air Force One

Ya Saya berharap Indonesia memproduksi Film-Film yang bermutu, berkualitas dan siapa tahu bisa masuk di Oscar, Bafta atau mungkin Penghargaan-Penghargaan Internasional lainnya. Majulah Perfilman Indonesia. Selamat Ulang Tahun Film Nasional (30 Maret).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar