Jumat, 04 Mei 2012

Aku Anak (Haram) ?

Sebut saja namaku Adinda, Aku terlahir tanpa Orang Tua kandung. Tapi semenjak umurku 2 bulan. Aku telah di asuh oleh sepasang Suami Istri yang perekonomiannya lumayan. Sejak TK hingga saat ini, Aku selalu di Sekolahkan di tempat yang terbaik. Aku Orang yang mencintai Seni. Namun sayang, Aku tidak mengambil Jurusan Seni di bangku Kuliah. Selepas SMA dengan nilai yang lumayan bagus, Aku mengutarakan niatku kepada Kedua Orang Tua yang sudah ku anggap Orang Tua Kandung bahwa Aku ingin mengambil Jurusan Seni. Seni Musik misalnya.

Namun keinginan hanyalah keinginan, Aku tidak di berikan ijin untuk mengambil kesenian. Dengan menuruti kemauan Orang Tua, kini Aku mengambil jurusan Ekonomi yang membuatku setres. Aku tahu kemampuanku. Namun Aku harus memaksakan agar suka terhadap Ekonomi. Aku belum punya penghasilan jadi Aku tidak bisa bertindak gegabah. Hari demi hari ku lewati, namun yang ada hanya kejenuhan. Teman-Teman Kuliahku banyak yang menjauhi Aku karena Aku tidak pandai. Tapi menurutku, Aku pandai. Bukan berarti tidak bisa di satu bidang, Orang harus menjudge Aku bodoh untuk keseluruhankan ? Aku mungkin bisa berfikir bahwa Aku Perempuan. Aku cantik, tinggi dan menarik. Untuk apa Aku harus terus bergelut dengan Kuliah yang gak Ku sukai ?

Tapi Aku harus bagaimana ? Aku juga ingin punya gelar tapi bukan SE yang Aku mau. Kenapa Orang Tuaku bersikeras ingin Aku di sini ? Kemana Orang Tua kandungku ? Aku tau Mereka bukan Orang Tua kandungku semenjak kejadian beberes Rumah. Mama waktu itu membereskan lemari di Kamar belakang. Ternyata lemari itu isinya berkas-berkas penting. Ada Rapotku jaman TK - SMA. Ada Rapot Papa dan Mama Juga. Aku liat-liat dan nilai Mereka memuaskan. Jauh dikit dari Aku. Dan tiba-tiba Aku melihat Amplop Cokelat seukuran HVSlah. Kemudian Ku buka. Dan ternyata di situ tertulis Akte Kelahiran Ambar Pramesti 21 April 1991. Lalu Aku berfikir, "Akte siapa ini ? Kenapa Mama nyimpen Akte Orang ?" Kemudian ada lagi lembar yang lebih terangan. Yang tadi sudah agak kusam. Mungkin karena keluaran lama. Yang ini lebih bersih karena keluaran 1994.

Di situ tertulis namaku, Adinda Karerina Putri 21 April 1991 dan di situ ada tulisan Istimewa. Kalau yang di Akte kusam tadi cuma umum. Apa bedanya ya ? Kebetulan Papa Seorang Hakim. Apa mungkin gara-gara Aku Anak Hakim jadi Istimewa ? Lalu siapa Ambar itu ? Apa kembaranku ? Tiba-tiba, Mama menghampiriku, "Ayo Kamu baca-baca apa itu ?" Mama tiba-tiba terdiam sejenak. Ia memandang ke arahku. Aku lalu bertanya, "Ma, ini Akte siapa ? Lalu apa bedanya Umum sama Istimewa ? Terus Ambar itu siapa Ma ?" Kemudian Mama menitikan air mata. Dan Beliau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Aku adalah Anak hasil hubungan terlarang dari Kedua Orang Tuaku. Mama tidak tahu siapa nama Kedua Orang Tua Kandungku. Yang jelas Mama bilang kalau Mereka Orang-Orang yang berpendidikan. Ayah Kandungku adalah Seorang Mahasiswa di Universitas Trisakti. Sedangkan Ibu Kandungku adalah Seorang Mahasiswa di Universitas Indonesia. Mereka dulu adalah Teman semasa SMA.

Orang Tua dari Kedua Orang Tuaku ini sama-sama Seorang Pengusaha. Boleh di bilang kaya. Setelah lama terpisah antara Ayah dan Ibuku, Mereka di pertemukan di acara Ulang Tahun Papa dari Ayahku. Papa dari Ibuku di undang karena Beliau juga Soerang Pengusaha dan termasuk Koleganya. Di situlah Ayah Ibuku bertemu. Semenjak itu Mereka menjalin hubungan. Sampai suatu ketika Mereka melakukan hubungan yang di larang Agama. Ibuku hamil, Ayahku mau bertanggung jawab. Namun Papa dari Ayahku tidak merestui hubungan Mereka apalagi tau kalau Ibuku mengandung. Ayahku di suruh pisah dengan Ibu. Kemudian setelah Bayi (Aku) ini lahir, Aku di titipkan ke Tukang Urut bernama Bu Asih. Kemudian Mama mengatakan bahwa Ia sudah lama tidak mempunyai Anak. Sampai suatu ketika, Teman Kantornya memberitahu bahwa ada Bayi di Tukang Urut bernama Bu Asih. Mama cepat-cepat berangkat ke Rumah Bu Asih. Setelah melihatku, Mama jatuh cinta. Mama meminta izin Papa untuk mengasuhku.

Sampai akhirnya Aku di beli oleh Mama sebesar 1 Juta Rupiah. Jujur, Aku di rawat penuh kasih sayang oleh Mama. Tapi jujur pula, dari Aku mulai SMP, Aku berfikir bahwa Kedua Orang Tuaku itu lain dari Orang Tua yang lain. Misal, Adik Sepupuku selalu di manja oleh Ibunya. Apa yang Ia mau selalu di turutin. Kalau Aku mau beli Barbie, Mama selalu bilang "Kamu harus prihatin. Ngapain mainan seperti itu di beli," Lalu juga tiap pertemuan Keluarga, Tanteku selalu mebanggakan Anaknya ketika mendapat prestasi di Sekolah atau membanggakan Anaknya kalau punya keahlian. Sedangkan Mama ? Tidak pernah. Dan kalau Aku tanya kenapa Mama gak pernah membanggakanku di depan Orang. Mama cuma menjawab,"Biar Orang tahu dengan sendirinya tanpa harus Mama kasih tau," Dan semenjak cerita tentang Aku yang sebenarnya. Aku baru sadar bahwa Aku memang beda.

Ketika Aku bilang ingin menemui Keluargaku yang asli, Mama selalu melarang. "Sudahlah, yang sudah-sudah. Gak usah di permasalahkan lagi. Kan Kamu punya Papa Mama di sini," Tapi kenapa ya Aku ingin mencari keberadaan Orang Tuaku yang asli ? Semenjak itu, Aku makin tak menentu Kuliahnya. Mungkin kalau Mama menuruti kemauanku untuk Kuliah bidang Seni yang Aku sukai dengan kejadian ini Aku bisa lebih giat lagi. Tapi, semenjak cerita ini di tambah Aku Kuliah di bidang yang bukan Aku. Aku makin merasa bimbang. Tuhan, Aku mohon pertemukan Aku dengan Orang Tua Kandungku. Mereka bukan Orang Miskin. Kenapa Mereka tega seperti ini kepadaku ?



Catatan Kesedihan :

Adinda Karerina Putri atau Ambar Pramesti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar